Menginap di Balletti Park Hotel, San Martino al Cimino

Kami tiba di Viterbo, tepatnya di statsiun Porta Romana, sekitar jam tujuh lewat. Masih terang. Untungnya ada teman dari Mensa Hongkong dan Mensa Austria. Kami telepon berkali-kali ke hotel belum ada kepastian. Mereka gak bisa bahasa Inggris. Setelah menunggu kedinginan sekitar setengah jam di stasiun kereta api Porta Romana yang di kota Viterbo, akhirnya mobil jemputan hotel pun tiba. Ternyata supir yang jemput juga gak bisa bahasa Inggris. Perjalanan dari Porta Romana ke hotel di San Martino al Cimino makan waktu lebih dari setengah jam. Akhirnya, kami tiba di Balletti Park Hotel sekitar jam setengah sembilan malam.....
.
Selesai check-in di resepsionis yang lama karena ada perubahan dalam registrasiku di internet, saya daftar ulang di sekretariat Mensa IBD 2008. Kebetulan ketemu sama Stacey, Direktur Administrasi Mensa International, saya langsung disalam olehnya. Eh, di dalam saya bertemu Fabio. Teman saya anggota Mensa Italy yang kebetulan jadi ketua panitia acara ini. Biasanya kami cuma email-emailan. Baru ini ketemu langsung. Pada waktu daftar ulang itu kami mendapat kupon-kupon untuk makan dan jalan-jalan serta souvenir dari Mensa Italia berupa tas kain dan lampu baca. Kebetulan suasana ramai karena sudah acara Ice-Breaking Party di Bar and Lounge.
.
Setelah daftar ulang dan basa-basi sebentar kami langsung diantar oleh office boy (tapi kayaknya lebih pas kalo disebut office grandpa, soale dah tuwir) ke kamar kami yang ternyata di villa. Kami diantarnya pake mobil melalui jalan yang menurun. Saya baru sadar betapa jauh dan capeknya bolak-balik dari kamar villa ke lobby.:(
.
Begitu sampai di kamar rasanya gerah, padahal di luar dingin. Ternyata pemanas ruangannya dipasang penuh. Kamarnya sih gak jelek, tapi gak bagus juga. Tapi bersih dan luas. Diisi dengan dua tempat tidur. Satu yang besar (ukuran King Size) dan satu lagi yang kecil dan dipisahkan dinding. Kayaknya ini kamar buat keluarga. Sedangkan pesawat televisinya kecil(14") dan kuno. Acaranya juga gak ada yang bagus, soale channelnya terbatas dan cuma satu yang pake bahasa Inggris. Itupun news channel. Yang lain saluran berbahasa Italy.
.
Kalo kamar mandinya bagus walau sempit. Modis dan minimalis. Air ledengnya juga deras. Sabunnya juga berlebih dan peralatan mandinya komplit banget. Sayangnya gak pake bathtube tapi model pancuran. Disni aku sering mandi.:) hehehe
.
Sialnya, lampu terasnya sering mati jadi sering gelap di luar kalo malam. Saklarnya sudah longgar. Untungnya lampu-lampu yang di dalam gak mati-mati. Dan seperti dugaanku, jalan kaki menurun dari lobby ke kamar butuh waktu 5-10 menit, begitu juga sebaliknya plus lebih capek karena jalan naik. hahaha.
.
Oh ya, makan di hotel ini sama seperti pergi pulang balik dari kamar ke lobby. Capek. Selain memang mesti jalan dari kamar ke restauran yang letaknya di bawah lobby, plus menunya itu selalu sama dari malam ke malam dan dari pagi ke pagi. Klo malam menunya pasti risotto dan pasta. Begitu juga malam berikutnya pasti pasta dan pasta. Sedangkan acara breakfast (mulainya selalu jam 8 pagi) menunya yang itu-itu aja terus. Pokoknya kalo nginep disini mending makan di luar. Ada yang dekat hotel tuh. Jalan aja sepanjang trotoar. Yang paling dekat hotel juga enak. Tavernetta Il Cavaliere. Kayaknya masih punya hotel juga namun kokinya beda.
.
Hotel ini sungguh tidak enak. Aku tidak habis pikir siapa sih yang milih hotel ini buat acara Mensa IBD 2009 kali ini. Dan yang complain gak cuma aku. Beberapa anggota Mensa yang lain juga begitu. Semua 'omelan' mengarah ke Godwind sang Treasurer alias Direktur Keuangan Mensa International. Soale katanya dia yang milih hotel Balletti Park Hotel ini sekaligus dengan acara pertemuan tahunan Mensa Italia. Katanya murah. Tapi ya klo situasinya begini ya kebangetan. Klo mesti di Viterbo apa gak ada hotel lain? Pokoknya beda banget dengan Royal Park Hotel waktu Mensa IBD 2007 di Hong Kong tahun lalu. Jauh...
.
Hotel ini beralamat di Via Umbria 2-2a, San Martino Al Cimino, 1030, Italy. Kata 'Via' dalam bahasa Italy berarti 'Jalan'. Dekat tembok kuno desa atau kota kuno San Martino al Cimino. Sedangkan dari sini ke airport terdekat yaitu Rome, Italy (FCO-Leonardo Da Vinci (Fiumicino)) kalo kita naik taxi dan jalan gak macet (mesti pagi-pagi banget) ditempuh dalam waktu satu setengah jam.
.
Hotel ini dibagi dalam bangunan utama dan villa. Pada bangunan utama ada kamar untuk semua delegasi Mensa IBD, ruang konferensi dan area publik (restoran, bar, resepsionis, dll). Di villa, dengan kamar-kamar berkapasitas sampai 4 orang, bisa menjadi solusi yang baik untuk delegasi yang membawa keluarga. Kamarnya adalah semua double, bahkan klo kita pesan single tetep dapat double.:) Trus, koneksi Wi-Fi tersedia di area publik dan ruang pertemuan. Di kamar gak ada wifi..:(
.
Hotel ini termasuk tua banget alias 25 tahun namun sudah direnovasi. Hotel ini dikelilingi oleh pepohonan kayu, dan ada beberapa fasilitas untuk olahraga (sepak bola, tenis, Skating, training path) dan kebugaran (fitness and beauty center). Dengan situasi yang dikelilingi taman dan pepohonan ini; maka makan malam di teras restaurant dengan pemandangan malam yang mirip di Bandung. Romantis. Sayang itu cuma angan-anganku. Soale aku lihat gak ada orang yang makan di situ. Semua makan di dalam restaurant. Mungkin karena dingin.
.
Semua fasilitas olahraga tersedia gratis dan sebenarnya kita dapat main tenis dan sepak bola. Cuaca pada bulan Oktober yang sudah dingin membuat fasilitas itu tidak begitu dinikmati.
.
Sebenarnya hotel ini gak jelek-jelek amat. Walaupun review di internet tentang hotel ini jelek banget. Tapi, klo menginap disini jangan harap deh kamu membayangkan sebuah hotel bintang empat (walaupun sertifikatnya demikian), bahkan hotel bintang satu pun kayaknya masih lebih enak dari ini. Hehehe. Godwind.... Godwind..... Satu-satunya yang bisa aku puji disini adalah kebersihannya. Petugas kebersihan hotel dan kamarnya hebat.
.
.

by Sahat Parlindungan Simarmata - www.sahatsimarmata.com
.
Cetak halaman ini (Print this page) ....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Buku Tamu (Guestbook) :